Wisuda Bukanlah Akhir

Setiap usaha memiliki tujuan, setiap tujuan perlu usaha untuk mencapainnya. Begitu juga dengan sebuah pencapaian, apapun yang dicapai akan memerlukan proses untuk mendapatkannya. Dan hal semacam itu sangat nyata dalam kehidupan ini, dalam segala urusan, entah bisnis, birokrasi, kemasyarakatan, spiritual, termasuk juga pendidikan.

Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari istilah kelulusan. Setiap akhir jenjang pendidikan akan diakhiri dengan momentum yang sangat dinanti oleh setiap peserta didik, yaitu "lulus". Predikat lulus akan disandang oleh setiap peserta didik apabila mereka telah melampaui ujian evaluasi pendidikan dan dapat melampauinya dengan baik yang dibuktikan dengan perolehan nilai yang sesuai dengan standar kelulusan. Tapi apakah kelulusan itu tujuan akhir dari proses pendidikan?

Momen kelulusan tidak hanya dialami oleh sekolah saja, di perguruan tinggi juga terdapat momen kelulusan yang dipresentasikan dalam bentuk sebuah prosesi ceremonial yang dikenal dengan istilah "wisuda". Secara terminologi wisuda merupakan peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara khidmat (KBBI, 2010). Tetapi pada hakekatnya dalam dunia pendidikan - wisuda merupakan sebuah hasil dari suatu proses panjang yang menjembatani pada proses berikutnya.

Ibarat air minum, ketika seorang siswa atau mahasiswa melalui proses pendidikan dan pengajaran di lingkungan pndidikan sebenarnya mereka sedang menimba air di sumur. Ketika mereka dihadapkan pada evaluasi dan ujian maka layaknnya air minum harus dimasak untuk menghilangkan kuman dan bakteri agar memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi. Ketika siswa/mahasiswa lulus ujian maka ibarat air yang sudah mendidih dan siap untuk dimanfaatkan sebagai air minum. Saat diwisuda maka ibaratnya air sedang diminum dan menyegarkan sejenak bagi yang meminumnya sebagai pengobat dahaga. Apakah air berhenti di situ saja setelah menjadi air minum? Ternyata tidak, di dalam perut air masih dicerna, disaring, diserap saripatinya, dan sebagian dibuang dalam bentuk keringat dan air seni. Demikian juga dengan siswa/mahasiswa, setelah wisuda maka sebenarnya mereka baru memulai yang namannya perjuangan hidup yang sesungguhnya, apabila bermanfaat bagi kehidupan ini (berbangsa, bernegara, beragama, dan bermasyarakat) maka akan mulialah keberadaannya, tetapi apabila sikap dan kehidupannya sia-sia belaka maka akan dibuang sebagaimana ibarat air yang telah diminum.

Jadi, wisuda bukanlah akhir, wisuda bukanlah tujuan, melainkan wisuda hanyalah sebuah jembatan untuk menuju ke jenjang pendidikan, pengalaman, dan kehidupan yang lebih bermanfaat dan mulia. Ayo! para mahasiswa dan mahasiswi, tingkatkanlah semangat kalian dan jangan cukup hanya dengan wisuda. Karena hakekatnya wisuda adalah awal dari perjuangan hidup yang sesungguhnya bagi yang menyadarinya.

"Time have no mercy, so just do what you think and don't think too much what will you do, and you'll see your destiny."

0 comments:

Post a Comment